AGAMA - beriman kepada kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala merupakan salah satu rukun iman. Yakni meyakini dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memiliki
kitab-kitab yang Dia turunkan kepada para rasul yang dikehendaki-Nya,
Dia turunkan dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang terang.
Kitab-kitab tersebut adalah Kalamullah (Firman/ Perkataan Allah) bukan makhluk. Maka wajib beriman secara global kepada semua kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala, dan wajib beriman secara rinci kepada kitab-kitab yang disebutkan namanya secara rinci.
Beriman kepada Kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala mencakup beberapa hal berikut:
1. Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar turun dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Beriman terhadap kitab yang kita ketahui nama-namanya. kita mengimaninya sesuai dengan namanya, seperti beriman bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan kitab Al-Qur`an. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil).” (Al-Baqarah: 185)
Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Taurat kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (terdapat) petunjuk dan cahaya (yang menerangi).” (Al-Ma`idah: 44)
Allah subhanahu wa ta’ala juga menurunkan Injil kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (para
nabi Bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Taurat, dan Kami telah memberikan kepadanya kitab
Injil sedang di dalamnya (terdapat) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi).” (Al-Ma`idah: 46)
Demikian juga Zabur, Allah subhanahu wa ta’ala turunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam:
“Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (Al-Isra`: 55)
Allah subhanahu wa ta’ala juga memberitakan tentang Shuhuf Ibrahim dan Shuhuf Musa dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, (yaitu) Shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la: 18-19)
3. Membenarkan berita-berita yang
terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Seperti berita-berita dalam
Al-Qur`an, dan berita-berita dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum
mengalami perubahan atau penyimpangan.
4. Mengamalkan hukum-hukum dalam kitab-kitab tersebut selama tidak dihapus (mansukh),
dengan penuh ridha dan penerimaan, baik kita memahami hikmah di balik
hukum-hukum tersebut ataukah tidak. Adapun kitab-kitab terdahulu maka
semuanya telah dihapus dengan kitab Al-Qur`anul Karim. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu
Al-Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,
yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.” (Al-Ma`idah: 48)
Muhaimin yakni sebagai hakim
terhadap kitab-kitab terdahulu. Atas dasar itu tidak boleh mengamalkan
hukum apapun yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu kecuali jika
dibenarkan dalam Al-Qur`an.
Al-Qur`anul Karim kitab paling mulia
Al-Qur`anul Karim adalah kitab termulia,
diturunkan kepada Nabi paling utama, dengan membawa syari’at paling
mulia. Al-Qur`an merupakan kitab terakhir, membenarkan kitab-kitab
terdahulu sekaligus menyempurnakan syari’at-syari’at sebelumnya. Kitab
inilah yang umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam seluruhnya
diwajibkan untuk mengikuti syari’at-syari’atnya dan berhukum dengannya,
bersama dengan As-Sunnah yang juga merupakan wahyu yang Allah subhanahu wa ta’ala turunkan kepada Nabi-Nya di samping Al-Qur`an.
“Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Al-Kitab dan Al-Hikmah kepadamu.” (An-Nisa`: 113)
Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Qur`an kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar
dijadikan pedoman hukum, sekaligus sebagai obat penyakit yang ada di
dada, penjelasan segala sesuatu, hidayah, dan rahmat bagi kaum mukminin.
Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Qur`an agar manusia membacanya dengan penuh tadabbur (memperhatikan), mengikutinya, dan mengamalkan kandungannya. Sebagaimana firman-Nya l:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi
ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran.” (Shad: 29)
“Dan Al-Qur`an itu adalah kitab yang
Kami turunkan yang penuh berkah, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar
kalian diberi rahmat.” (Al-An’am: 155)
Maka barang siapa membaca Kitabullah dengan penuh tadabbur, mengikutinya, dan mengamalkan kandungannya berarti benar-benar telah beriman dengan kitab tersebut. Sebagaimana pujian Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya:
“Orang-orang yang telah Kami berikan
Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan penuh tadabbur (sehingga
mengikutinya dengan sebenarnya), mereka itu orang-orang yang beriman
kepadanya, dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.” (Al-Baqarah: 121)
Mereka adalah orang-orang yang
menghalalkan apa yang dinyatakan halal dalam Kitabullah, mengharamkan
apa yang dinyatakan haram dalam Kitabullah, mengamalkan ayat-ayat yang muhkam (yang jelas), mengimani ayat-ayat yang mutasyabih (yang butuh penjelasan), mereka adalah orang-orang yang berbahagia, yang mengerti nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat besar ini dan bisa mensyukurinya.
Kitab Taurat dan Injil yang ada di tangan
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen tidak diragukan lagi adalah
kitab-kitab yang tidak sah penisbatannya kepada Nabi Musa dan kepada
Nabi ‘Isa w. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa kitab Taurat yang ada
di tangan Yahudi adalah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam,
tidak pula bisa dikatakan bahwa kitab Injil yang ada di tangan Kristen
adalah Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa q. Sehingga kedua kitab
tersebut yang ada di tangan Yahudi dan Kristen bukanlah Taurat dan Injil
yang kita diperintah untuk mengimaninya secara rinci.
Hal itu disebabkan telah terjadi
penyelewengan, pemalsuan, dan perubahan yang dilakukan oleh
tangan-tangan lancang orang-orang Yahudi dan Kristen terhadap kitabnya
masing-masing. Hal ini sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala terangkan
dalam Al-Qur`an, di antaranya pada surah Al-Baqarah: 75, al-Ma`idah:
13-15, dan lainnya. Di samping penegasan Al-Qur`an, terdapat bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa Taurat dan Injil yang ada tidak sah dinisbahkan
sebagai kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala, antara lain:
1. Taurat dan Injil yang sekarang ada di tangan Yahudi dan Kristen bukan naskah aslinya, namun terjemahannya.
2. Dalam naskah Taurat dan Injil yang ada tersebut telah tercampur antara Firman Allah subhanahu wa ta’ala dengan perkataan manusia.
3. Baik Taurat maupun Injil yang ada
tersebut dibukukan setelah wafatnya Nabi Musa dan Nabi ‘Isa w dengan
terpaut waktu yang sangat lama. Sementara tidak ada rantai periwayatan
terpercaya antara zaman penulisan hingga Nabi Musa maupun Nabi ‘Isa.
Semakin menguatkan hal ini, Injil muncul dalam beberapa naskah, ada
Injil Matius, Injil Yohanes, dll.
4. Terdapat pertentangan antara naskah-naskah Taurat dan Injil yang ada.
5. Dalam Taurat dan Injil yang ada di
tangan Yahudi dan Kristen tersebut ternyata berisi aqidah-aqidah yang
batil dan sesat, berita-berita dusta, dan hikayat-hikayat yang tidak
bisa dipertanggungjawabkan.
Maka kewajiban kaum mukminin meyakini,
bahwa Taurat dan Injil yang ada di tangan Yahudi dan Kristen tersebut
bukanlah kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, namun itu
adalah hasil penyimpangan Yahudi dan Kristen terhadap kitabnya. Maka
kita tidak membenarkannya sama sekali kecuali apa yang telah dibenarkan
oleh Al-Qur`anul Karim atau oleh As-Sunnah yang mulia. Dan kita dustakan
apa yang telah didustakan oleh Al-Qur`anul Karim atau As-Sunnah yang
mulia. Adapun yang tidak ada keterangan Al-Qur`an maupun As-Sunnah
tentangnya maka kita tidak membenarkan tidak pula mendustakannya.
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis: Ustadz Ahmad Alfian hafizhahullaahu ta’aalaa
sumber: http://www.darussalaf.or.id/aqidah/beriman-kepada-kitab-kitab-allah/
Komentar
Posting Komentar